“Hal ini membuat harganya berada di bawah harga eceran tertinggi dan tetap stabil,” tegas Tito.
Lebih lanjut, Tito memberikan apresiasi khusus kepada Bulog yang menurutnya memiliki kontribusi besar dalam mengendalikan harga beras di pasaran sekaligus menjaga ketersediaan stok bagi masyarakat secara konsisten dan berkesinambungan.
“Saya terima kasih banyak kepada Badan Pangan Bulog, kerjanya hebat dengan menggunakan aplikasinya sehingga distribusi lebih cepat dan tepat sasaran,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/Kepala Perum Bulog (Kabulog) Arief Prasetyo menjelaskan strategi distribusi beras pemerintah yang dijalankan melalui lima jalur utama.
Bacaan Lainnya:
Pertama, melalui pedagang dan pengecer pasar. Kedua, lewat koperasi desa Merah Putih. Ketiga, melalui instansi pemerintah seperti TNI dan Polri.
Keempat, dengan menggandeng jaringan ritel modern seperti Alfamart, Indomaret, dan Hypermart. Dan kelima, melibatkan kementerian, lembaga, serta BUMN.
“Sesuai juknis dari Bapanas maupun Rakortas, Bulog sebagai operator sekaligus pelaksana di lapangan menyalurkan beras melalui lima jalur tersebut,” jelas Arief.
Ia menyebut, hingga saat ini Bulog telah menyalurkan sekitar 45 ribu ton beras dengan kapasitas distribusi hampir 7 ribu ton per hari. Langkah ini merupakan bagian dari upaya intervensi pasar untuk menjaga ketersediaan pasokan sekaligus menstabilkan harga.
Bacaan Lainnya:
“Secara bertahap, per hari kita hampir mencapai 7 ribu ton. Tadi malam baru 6 ribu, mudah-mudahan hari ini bisa 7 ribu ton per hari,” tambahnya.
Sejalan dengan pernyataan Mendagri, Staf Kepresidenan Brita Laura menegaskan bahwa langkah monitoring ini selaras dengan pidato Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya ketahanan pangan nasional.
“Presiden cukup lama berbicara mengenai bagaimana kita membangun ketahanan pangan, dan apa yang teman-teman lihat sekarang merupakan bagian dari proses itu,” ujarnya.