VISIBANTEN.COM, TANGERANG – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang kembali mengambil langkah nyata dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan masyarakat, khususnya bagi ibu dan anak.
Dinkes mengadakan pelatihan intensif untuk para bidan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yang digelar di Aula Dinas Kesehatan pada Jumat (29/8/2025).
Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, antara lain Antenatal Care (ANC), proses persalinan, masa nifas, serta Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).
Sebanyak 20 bidan dari berbagai wilayah di Kota Tangerang berpartisipasi aktif dalam pelatihan yang juga menggandeng tiga organisasi profesi terkemuka: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Banten, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Banten, serta Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Tangerang.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menjelaskan bahwa pelatihan ini merupakan agenda tahunan yang menjadi bagian dari strategi peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
Bacaan Lainnya:
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menurunkan angka kematian bagi ibu dan bayi di Kota Tangerang. Meskipun angka kematian sudah menurun, kami tetap berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi para bidan,” ujar dr. Dini.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa para peserta pelatihan akan menjalani proses magang di beberapa puskesmas seperti Puskesmas Panunggangan dan Puskesmas Poris Gaga.
Tak hanya teori, pelatihan ini menekankan praktik langsung agar bidan benar-benar siap menghadapi berbagai situasi di lapangan.
Salah satu fokus utama pelatihan adalah pemenuhan standar pelayanan bagi ibu hamil. Dinas Kesehatan telah memastikan bahwa puskesmas di Kota Tangerang memiliki fasilitas dan tenaga medis yang memadai, termasuk dokter yang mampu melakukan pemeriksaan USG.
“Standar pelayanan bagi ibu hamil adalah minimal enam kali pemeriksaan kehamilan. Salah satunya harus dilakukan oleh dokter yang kompeten dalam penggunaan USG,” tegas dr. Dini.
Bacaan Lainnya:
Dalam sesi pelatihan, dr. Edi, Sp.OG selaku narasumber utama, memberikan materi mendalam mengenai proses persalinan normal dan penanganan kondisi darurat.
“Persalinan normal harus melalui 60 langkah dan lima benang pencegahan infeksi. Profesionalisme bidan harus didasari oleh tiga pilar utama: keterampilan (skill), pengetahuan (knowledge), dan sikap (attitude),” terang dr. Edi.
Ia juga menekankan pentingnya kontrol kehamilan secara rutin. Banyak kasus yang muncul karena ibu hamil tidak menjalani pemeriksaan sesuai jadwal yang dianjurkan.
“Idealnya, kontrol kehamilan dilakukan enam kali: satu kali dengan dokter, tiga kali dengan bidan, satu kali lagi dengan dokter, dan terakhir kembali ke bidan,” tambahnya. (amd)