Menurut Rismawati, tantangan digitalisasi menjadi beban tersendiri bagi para Bunda Literasi yang berperan di keluarga dan masyarakat.
Oleh karena itu, upaya membangun masyarakat yang literat harus dilakukan secara kolektif, melibatkan kerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) dan pemangku kepentingan lainnya.
“Ini adalah kerja keras kolektif untuk mewujudkan masyarakat Kabupaten Tangerang yang religius, cerdas, sehat, dan sejahtera, sejalan dengan visi daerah serta mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045,” tambahnya.
Bacaan Lainnya:
Dalam kesempatan tersebut, Rismawati juga mengapresiasi Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tangerang yang telah menginisiasi dan menyelenggarakan kegiatan pengukuhan Bunda Literasi Desa/Kelurahan Tahun 2025. Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan literasi daerah yang berkelanjutan.
Ia berharap para Bunda Literasi yang baru dikukuhkan mampu menjadi motor penggerak literasi di wilayah masing-masing, tidak hanya sebagai simbol semata.



